Minggu, 16 Januari 2011

Pola Kemitraan Cekik Masyarakat

SINTANG--Kritik keras dilontarkan anggota komisi II  DPRD Sintang Franseda, terkait pola kemitraan perkebunan sawit di Kabupaten Sintang. Ia menilai beroperasinya perkebunan sawit di wilayah Sintang dan sekitarnya, bukannya memberi kesejahteraan tapi justru ‘mencekik’ masyarakat setempat.“Keberadaan perkebunan sawit yang menganut pola kemitraan, pola plasma dan plasma inti ini perlu dikaji ulang oleh pemerintah daerah. Karena sampai saat ini, yang namanya pola kemitraan itu tidak memberikan kesejahteraan pada masyarakat sekitar perkebunan yang nyata-nyata memiliki plasma inti,” tegas kepada wartawan, belum lama ini. Dengan terang-terangan Franseda kemudian menyebut salah satu perusahaan di Nanga Mau Kecamatan Kayan Hilir, yang di nilainya tak optimal dalam menerapkan pola kemitraan yang berpihak pada masyarakat. Menurut dia, sampai sekarang keuntungan yang diterima masyarakat tidak pernah berubah atau mengalami kenaikan sejak adanya investasi yang masuk ke daerah tersebut.

“Masyarakat di sana, malah banyak yang terlilit masalah kredit perkebunan yang diagunkan pada pihak perbankan. Jangankan untuk biaya kesejahteraan hidup, membayar kredit pun mereka setengah mati,” katanya.“Seolah-olah perusahaan mengutamakan kebun inti miliki perusahaan daripada kebun rakyat (mitra). Padahal, yang menanggung beban kredit adalah uang rakyat yang bertahun-tahun sudah lamanya,” sambungnya.Jika melihat dari sisi ini, maka sangat jelas kalau banyak kesalahan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Karena tidak memberikan sosialisasi yang sebenarnya pada masyarakat. “Untuk itu, Pemda Sintang harus mengkaji ulang izin perkebunan. Keluhan dan aspirasi yang mencuat dari masyarakat ini hendaknya bisa disikapi dengan bijak. Jangan dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan yang riil,” pintanya.





Sumber : Pontianak Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar